Pembelajaran berbasis online dengan memanfaatkan teknologi menjadi sebuah keharusan dan keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Adanya E-Learning, Learning Management System (LMS), kursus online, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) lalu Hybrid Learning, ada juga Hybrid Blended Learning (HBL) dan lain sebagainya. Era digital telah membawa transformasi besar dalam dunia pendidikan, terutama dengan berkembangnya pembelajaran online (e-learning). Sistem pembelajaran ini menghadirkan kemudahan akses, fleksibilitas waktu, serta beragam platform interaktif. Namun, tantangan utamanya terletak pada pembentukan karakter mahasiswa, yang selama ini lebih banyak dibentuk melalui interaksi sosial dan proses pembelajaran konvensional.
Pembelajaran online di era digital membuka peluang besar dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Namun, tanpa strategi yang tepat, pembelajaran ini berpotensi mengabaikan dimensi karakter mahasiswa. Oleh karena itu, integrasi nilai-nilai karakter dalam setiap aspek pembelajaran digital menjadi sangat penting untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan siap menghadapi tantangan abad 21.
Era digital ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang masif, di mana hampir semua aspek kehidupan—termasuk pendidikan tinggi—mengalami digitalisasi. Mahasiswa saat ini hidup dalam dunia yang:
- Serba cepat dan instan,
- Didominasi informasi dari berbagai sumber (seringkali tanpa filter),
- Dipenuhi interaksi virtual yang minim sentuhan emosional langsung.
Satu sisi hal tersebut merupakan kemajuan pembelajaran (pendidikan). Namun, dibalik modernisasi pendidikan yang maju dan canggih tersebut meninggalkan problem tersendiri yakni karakter. Pembelajaran online yang tidak dievaluasi secara mendalam mengisahkan penurunan karakter mahasiswa, terutama karakter jujur dan tanggungjawab. Hal ini menjadi pekerjaan rumah untuk bagaimana kemajuan pendidikan beriringan dengan penguatan karakter.
Dalam konteks ini, karakter mahasiswa menjadi faktor krusial agar mereka tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga manusia yang bijak, bertanggung jawab, dan memiliki nilai-nilai moral yang kuat. Pembentukan karakter mahasiswa sangat penting karena:
- Menjadi fondasi etika dan integritas akademik,
- Mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja dan sosial yang kompleks,
- Menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab sosial dan digital,
- Mengembangkan sikap adaptif, toleran, dan empatik di tengah masyarakat multikultural dan digital,
- Menjadi bekal dalam kepemimpinan, inovasi, dan kolaborasi global.
Beberapa nilai karakter yang relevan di era digital antara lain:
- Integritas: jujur dalam menggunakan teknologi dan sumber informasi,
- Disiplin dan tanggung jawab: dalam pengelolaan waktu belajar mandiri,
- Kritis dan bijak: dalam menyaring informasi digital,
- Empati dan etika komunikasi: dalam interaksi virtual,
- Kemandirian dan daya tahan: dalam menghadapi tantangan akademik tanpa bergantung sepenuhnya pada teknologi.
Di tengah derasnya arus digitalisasi, pembentukan karakter mahasiswa menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan. Mahasiswa bukan hanya dituntut cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan etis. Dengan karakter yang kuat, mereka akan mampu memanfaatkan teknologi secara bijak, bertanggung jawab dalam dunia akademik dan profesional, serta menjadi agen perubahan positif di masyarakat digital masa depan.
Oleh sebab itu, pembelajaran online tetap terus dihidupkan dan dikembangkan namun harus ada perhatian khusus dengan menghadirkan strategi pembelajaran yang tepat untuk memupuk karakter mahasiswa untuk lebih tanggungjawab dan jujur. Apalagi di tengah perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan tugas dan lain sebagainya.
Perhatian khusus dalam pembentukan karakter merupakan hal utama dalam pendidikan, karena marwah pendidikan ialah manakala bisa menghasilkan lulusan yang berkarakter selain berpengetahuan dan berketerampilan. Mudah-mudah tulisan sederhana ini bisa menjadi inspirasi dan pengingat bagi dosen, pendidik dan masyarakat serta pemangku kebijakan untuk memberikan perhatian penuh pada penguatan karakter mahasiswa; peserta didik tanpa harus mereduksi kemajuan teknologi dalam pembelajaran.
Oleh: Dr. Muhamad Basyrul Muvid, M.Pd., Dosen Universitas Dinamika, Surabaya