Mon. Dec 2nd, 2024

Kata “meunasah”  berasal dari kata Arab yaitu “madrasah,” yang berarti sekolah atau tempat belajar. Dalam konteks Aceh, kata ini diadaptasi menjadi “meunasah” karena dialek orang Aceh yang sulit menyebutkan kata “madrasah”. Adaptasi ini mencerminkan pengaruh kuat budaya Islam dalam bahasa dan kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh. Meunasah adalah istilah dalam bahasa Aceh yang merujuk pada masjid kecil atau pusat komunitas. Meunasah biasanya dibangun dengan desain yang sederhana, mencerminkan fungsi utamanya sebagai tempat berkumpul dan belajar. Bangunan ini sering kali terbuat dari bahan-bahan lokal seperti kayu dan bambu, dengan atap yang dirancang untuk melindungi dari hujan dan panas. Desain ini juga mencerminkan adaptasi terhadap lingkungan dan kondisi lokal. Dalam konteks pendidikan Islam, meunasah berfungsi sebagai pusat pendidikan bagi masyarakat, di mana anak-anak dan orang dewasa dapat belajar tentang ajaran Islam, membaca Al-Qur’an, serta mempelajari ilmu-ilmu agama lainnya.

Meunasah sebagai bagian struktural Kesultanan Aceh merupakan daerah ujung tombak (terendah) yang menjadi bagian masyarakat Aceh. Posisi tersebut memberikan gambaran bahwa segala program pemerintah pusat akan terealisasi dengan mudah, umpamanya raja bertitah tentang peningkatan pangan, maka pelaksanaan terbawah dan ujung tombaknya adalah gampong atau meunasah sebagai pusat komunikasi masyarakat Aceh.

Di setiap kampung di Aceh dibangun meunasah yang meiliki fungsi sebagai center of culture (pusat kebudayaan) dan center of education (pusat pendidikan). Dikatakan center of culture, karena meunasah ini memainkan peran yang sangat penting dalam menjalankan  kehidupan orang Aceh berdasarkan kebudayaan yang telah ada dan sesuai dengan ajaran islam,  dan disebutkan center of education karena secara formal anak-anak masyarakat Aceh memulai pendidikannya di lembaga ini. Pendidikan yang dimaksudkan disini adalah pendidikan yang berintikan agama Islam. Anak-anak gampong akan belajar membaca Al-Qur’an di meunasah dan belajar ilmu agama islam lainnya yang diajari oleh seorang kyai atau dalam bahasa Aceh disebuut dengan Teungku Meunasah.

Selain fungsi pendidikan, meunasah juga sering digunakan sebagai tempat sholat berjamaah, terutama sholat Maghrib dan Isya. Di beberapa daerah, meunasah juga digunakan untuk melaksanakan sholat Jumat jika tidak ada masjid besar yang dekat. Kegiatan-kegiatan sosial seperti rapat komunitas, diskusi, dan perayaan hari-hari besar Islam juga sering diadakan di meunasah.

Desa Air Masin merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang. Desa ini terdiri dari tiga dusun yaitu dusun batu agi, dusun lubuk dalam dan dusun tanjung seulanga. Masyarakat desa menganut agama islam yang terdiri dari beberapa suku seperti suku asli tamiang, suku Aceh ada juga sebagian suku batak. Masyarakat di desa hidup rukun dan damai walau terkadang ada perbedaan bahasa yang digunakan seperti bahasa aceh dan bahasa tamiang.

Di desa air masin, kec. Seruway kab. Aceh Tamiang terdapat dua meunasah yang masih memegang kuat peran dari meunasah tersebut. Meunasah masih digunakan sebagai tempat mengaji dan belajar al-qur’an anak anak gampong, tempat untuk shalat berjamaah, pusat kajian yang diadakan secara rutin setiap malam kamis, tempat rapat dan diskusi serta tempat perayaan hari-hari besar agama islam seperti 1 muharram. Tidak hanya itu, meunasah ini juga aktif ketika melaksanakan shalat jum’at, bapak-bapak, anak muda dan anak laki-laki gampong berbondong-bondong menghadiri meunasah untuk melaksanakan shalat jum’at  dikarenakan di desa air masin belum ada mesjid besar, masih dalam tahap pembangunan. Kedua meunasah tersebut terdapat di depan dekat dengan TPA Raudatul Athfal bernama Meunasah Nurul Huda dan satu lagi berada di dalam dusun Tanjung Seulanga bernama Meunasah hidayatul lil mu’minin. Kedua meunasah ini memegang perannya masing-masing, Meunasah Nurul Huda digunakn untuk melakukan shalat berjamaah, kajian rutin setiap malam kamis, tempat rapat dan diskusi karena dekat dengan aula serta dijadikan tempat shalat jumat. Untuk meunasah hidayatul lil mu’minin digunakan untuk tempat shalat berjamaah, tempat belajar ngaji anak-anak gampong dan tempat belajar kajian islam buat anak anak. Spesifikasinya untuk meunasah Nurul Huda  lebih diutamakan untuk para orang tua, dan meunasah Hidayatul Lil mu’minin difokuskan untuk anak gampong.

Dengn begitu, Meunasah desa air masin masih menjunjung tinggi peran penting dalam menjaga nilai-nilai agama dan budaya dalam masyarakat Aceh. Dengan adanya meunasah, masyarakat memiliki tempat yang terpusat untuk belajar, beribadah, dan berinteraksi sosial, sehingga memperkuat ikatan komunitas dan menjaga tradisi serta ajaran keagamaan tetap hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *